Untuk
para Sahabatku, Kalina, Eli, Jane, Ratri, Tina, Radja, Betty, Rias, Atik, .
Kebersamaan kita selalu kurindukan. (KWA)
Meski
Sibuk Masing-Masing, Berjanjilah Persahabatan Ini Tak Akan Pernah Habis Masa
Berlakunya
Jika
tulisan ini sampai kau baca, maka ini akan menjadi hadiah yang bisa aku
berikan untukmu. Aku belum mampu memberikan boneka yang super besar atau tas
serta sepatu dengan merk tertentu . Atau mungkin sesederhana untuk datang ke
sidang skripsimu pun aku tak bisa — maaf.
Bukan cuma
aku yang memiliki sahabat, aku yakin banyak orang yang memiliki orang terdekat
yang dipercayai untuk tempat berkeluh kesah, bersandar, bersenda gurau, teman
makan, atau mungkin hanya sekadar sebagai pendengar yang baik lalu kita sebut
dia dengan sahabat.
Ya,
begitulah aku memanggil mu, Sahabat. Setelah hampir 7 tahun bersama, masih
banyak keinginan kita yang belum terwujud. Tapi aku percaya kelak semua tak
hanya sekedar harap, semua akan menjadi nyata. Sekali lagi kamu adalah sahabat,
entah kamu gendut atau kurus, sehat atau sakit, senang atau sedih.
Ada satu titik di mana aku mulai sadar bahwa teman-teman yang dulu selalu
ada satu persatu mulai hilang. Tapi demi persahabatan ini, akan kuperpanjang
masa berlakunya.
Mungkin banyak dari kita yang mengalami hal
semacam itu. Tapi percayalah, itu tak akan terjadi pada persahabatan kita.
Dalam hidupmu ada teman-teman yang masuk dan pergi dalam kehidupanmu, dan
waktulah yang akan menjawab siapa dari teman-temanmu yang akan bertahan
menemanimu dari masa ke masa. Dan jika ada teman yang seperti itu, itu pasti
diriku.
Coba tengok ke belakang, beberapa tahun silam
sewaktu kita lulus Kuliah/kau pindah kerja, lalu kita berpisah dan berusaha
bertemu tiap weekend, untuk sekedar bercercerita bagaimana hari-hari mu /
hari-hariku kemarin atau soal kisah cinta kita yang tak jarang membuat kita
sedih.
Meski cuma bermodalkan chatting
Facebook, BBM dan
SMS, tapi kita masih bisa berkomunikasi kan. Masih berpikir bahwa
semua ada masanya setelah 6 tahun berlalu? Jangan dengar apa kata mereka, jangan
percaya bahwa sebuah persahabatan itu ada masanya. Persahabatan kita ini bukan
kontrakan, yang harus disudahi ketika masa kontraknya habis. Percayalah, sampai
kapanpun aku selalu berada tepat di belakangmu.
Dulu hampir setiap hari aku
menyapamu, tapi sampai tiba waktunya saat mau chat atau meneleponmu hrs bertanya dulu,
“lagi sibuk atau nggak?”
Transisi
dari sering bertemu menjadi jarang bertemu telah kita alami. Persahabatan kita
memang gak akan semulus jalan tol. Ada satu waktu aku temukan kamu asik dengan
teman-teman barumu. Iya, memang benar di beberapa kesempatan aku pernah
tak berani menyapamu, karena aku takut mengganggumu yang sedang asyik
dengan dunia barumu.
Tapi
sungguh, aku sama sekali tak iri dengan teman-teman barumu, hanya saja aku
memang harus mengalah sejenak pada teman-teman barumu. Aku pun
punya teman-teman baru yang juga menyenangkan, dan aku pun menikmati
pertemanan baruku ini. Meski kadang aku tak mengajakmu untuk bertemu, itu bukan
karena aku lupa dan iri pada teman-teman barumu.
Kamu tahu
‘kan bahwa aku punya gengsinya luar biasa besar. Jadi untuk sekadar menyapa pun
aku butuh usaha ekstra. Aku kira hari itu aku akan kehilangan kamu, sampai pada
akhirnya kamu yang bertanya: “Kamu sibuk ya? Sudah lama kita gak jalan
bareng?”
Terimakasih,
karena malam itu kamu berani untuk menghubungi aku terlebih dulu. Mungkin kalau
hari itu kamu tidak bertanya, tidak ada kita lagi dihari ini. Lagi-lagi ini
masalah sebuah komunikasi. Maaf jika aku terlalu gengsi, tapi aku mohon
percayalah, setiap kali kamu menoleh ke belakang untuk mencariku, aku akan
ada di sana, sahabatku.
Sampai ada masanya aku ragu
mau mengomentari foto-foto konyolmu, hanya karena aku merasa asing dengan
teman-teman barumu.
Sahabat,
maaf ya jika selama ini diam-diam aku kepoin akun-akun media
sosialmu. Diam-diam aku melihat setiap postingan-mu bersama mereka. Iya, benar aku ragu
untuk ikut bergabung dengan teman-teman barumu untuk mengomentari dan
menertawakan foto-foto konyolmu.
Semenjak
itu aku sadar, bahwa ternyata bukan hanya aku yang mengetahui tentang burukmu
tapi mereka juga. Jujur, hari itu aku takut bahwa posisiku akan tergantikan
oleh mereka. Aku berusaha menjadi sahabat yang baik, membiarkanmu mengenal
dunia lain yang lebih luas, dunia yang tidak hanya akan kau bagi dengan aku.
Tapi sekali lagi kamu hanya akan menemukan aku yang selalu berada tepat
dibelakangmu.
Persahabatan orang lain bisa
saja berakhir oleh suatu sebab, tapi tidak untuk kita. Aku akan terus jadi
sahabatmu dari masa ke masa.
Aku tidak
pernah berpikir bahwa persahabatan kita akan berakhir seperti kebanyakan orang.
Kamu tahu siapa aku kan? Sahabat yang selalu menempatkanmu di prioritas
pertama. Sahabat yang tidak akan pernah meninggalkanmu, walau mungkin pernah
tanpa sengaja aku membuatmu bersedih,
tapi tidak akan pernah pergi darimu.
Jadi
jangan berpikir bahwa semuanya akan berakhir. Masih banyak tempat yang belum
kita kunjungi, masih banyak jenis makanan yang belum kita cicipi bersama-sama.
Mari persiapkan waktu dan dompet, lalu kita ciptakan perjalanan yang luar
biasa, seperti yang pernah kita lakukan dulu kala. Menyempatkan pergi bersama
sahabat itu bisa jadi salah satu cara mempererat persahabatan kita.
Sekarang
aku dan kamu punya kesibukan masing-masing. Intensitas pertemuan kita memang
berkurang drastis, tapi bukan berarti masa persahabatan kita sudah habis.
Bukankah
masing-masing dari kita sudah memiliki kesibukan sebelum hari ini? Lantas apa
aku melupakanmu, mengabaikanmu, atau meninggalkanmu? Tidak sama sekali. Aku
memang tak datang ke sidang skripsimu, tapi itu karena pekerjaanku. Maaf, tapi
aku harap engkau tahu bahwa doa tak pernah putus untukmu.
Sukses ya dear,
sampai kapanpun persahabatan kita tak akan pernah berhenti. Aku mohon, ingatlah
selalu bahwa masa persahabatan kita di dunia ini hanya akan habis ketika
maut hadir di depan mata.
Semua
tergantung bagaimana kita, bagaimana komunikasi kita. Jangan gengsi untuk
sekedar bertanya “Apa kabar?”. Titik temu dari semuanya bukanlah pertemuan,
melainkan komunikasi. Hubungi aku kapan pun kamu mau, karena aku selalu berada
tepat dibelakangmu. Terimakasih atas waktu dan perjalanan yang telah
terlewati, sukses sahabatku!
0 Comments