Cinta baru saja lahir di sebuah rongga, yang selama ini kukenal sebagai dada. Ia lahir tanpa ayah, tanpa bunda–begitu saja, sejak sapa meniadakan jeda.
Cinta lahir seorang diri, tak ditemani alasan, tak disertai tujuan. Ia lahir dalam kemurnian, tanpa keinginan, tanpa permintaan.
Cinta ini masih lugu–layaknya bocah yang belum pun menjejakkan kakinya ke tanah. Ia tak berprasangka, ia masih melayang di angkasa.
Aku akan memeliharanya, sayang, membesarkannya hingga ia remaja. Aku akan menjaganya, sayang, melindunginya sampai kelak ia dewasa. Aku akan merawatnya, sayang, menemaninya menua menanti usainya usianya.
Cinta baru saja belajar mengeja, sayang. Dan tahukah, kau? ‘Kita’ adalah cara cinta mengeja ‘aku dan kamu’.



by.DP

0 Comments