Untukmu lelakiku.

Mungkin di masa beliaku dulu materi adalah segalanya, materi adalah yang akan membahagiakanku.
Semakin banyak materi yang kau miliki akan semakin bahagia aku bersamamu. Tetapi semakin dewasa, itu semua tidaklah penting. Yang terpenting adalah dengan siapa aku akan menghabiskan sisa waktu ini. Rumah megah dengan perabot yang mahal, tidak lagi berarti untukku karna dengan itu semua akan menjauhkanmu dari ku. Karna itu semua kau harus semakin lama di luar sana, dan dingin ranjang yang selalu menemani tidurku untuk memenuhi segala impian itu.

Kau lelakiku, aku tidak akan menuntutmu untuk mencari materi sebanyak mungkin, mungkin nanti  akan ada perselisihan hanya karena kekurangan uang.  Dan mungkin kita juga akan dibuat pusing oleh banyaknya tagihan yang harus kita bayar, tagihan listrik dan kontrakan rumah. Tapi selama ada kamu di sisiku, aku tak mengapa. Selama ada pundakmu tempatku bersandar untuk menumpahkan kegundahanku, aku juga tak mengapa.

Untuk kau lelakiku, hidup pas-pasan memang bukan impianku tapi dibangun tidurku melihat wajahmu adalah impianku, mempersiapkan segala kebutuhan sehari-harimu adalah mimpiku, berusaha melakukan yang terbaik demi cita-cita kita Itu sudah lebih cukup untukku.

Hai kau lelakiku, mungkin kau pikir semua ini hanya omong kosong belaka. Tapi percayalah yang penting adalah niat (hehehe) saat niatku adalah dirimu dan aku menjadi satu, itu adalah hadiah terindah yang Maha Kasih berikan kepadaku.

Hai kau lelakiku, bersediakah kau menghabiskan sisa hidupmu denganku? Memberikan cintamu hanya untukku dan keturunan kita kelak.

Hai kau lelakiku, bersediakah kau menghabiskan sisa hidupmu denganku yang tak seseksi Kim Kardashian ?


Hai kau lelakiku, bersediakah kau menemaniku hingga akhir perjuangan hidupku ?


0 Comments