Aku tau perpisahan kita menggoreskan luka yang sangat dalam dihatimu yang menyebabkan semua sumpah serapah keluar dari mulut manismu. Sungguh, akupun merasakan hal yang sama. Mungkin kau berfikir kalo aku tidak kehilanganmu, bahwa kau tidak sangat berarti di hidupku. Kau selalu berkata, bahwa aku tak pernah menganggapmu ada, bahwa aku tak pernah menghargai kebersamaan kita, tawa kita, tangis kita. Kau selalu berkata seperti  itu.

Taukah kau, saat kita benar-benar harus berpisah aku juga sangat bersedih, beberapa hari mataku tak pernah kering, menyesali kenapa kita harus seperti ini. Semakin sedih saat mengingat janji dan sumpah kita dulu, bahwa kita akan bersama sampai memutih rambut, selamanya.

Ternyata kebersamaan kita selama ini tak membuat ikatan kita semakin kuat tapi ternyata semakin rapuh, aku tak mau menyalahkanmu karena ini juga salahku. Salah kita.

Sejujurnya sampai sekarang aku berharap perpisahan itu tidak pernah terjadi, apalagi yang ku tahu, hanya aku yang kau punya.

Ntah mengapa saat ini aku mengingatmu, apakah kau sekarang sedang mengingatku dan menyesali mengapa ini terjadi pada kita ? seperti aku yang sangat menyesali keegoisan kita atau mungkin kau sedang merindukanku karena sejujurnya akupun merindukanmu.

Atau apakah kau masih sangat membenciku, menyumpahiku.


Yang pasti sampai sekarang kau masih ada di hatiku dan aku menyesal kenapa kita harus seperti ini, asing. padahal masih banyak cita-cita yang menunggu kita realisasikan. 


0 Comments